
MAKSUD KHAUF
Dari
sudut bahasa: khauf ertinya takut.
Dari
sudut istilah: Takut kepada Allah SWT dengan sentiasa mengerjakan apa yang
diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang.
Dalil
Khauf (rasa takut) dalam Ibadah yaitu firman Allah:
أُولَئِكَ
الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ
وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ
مَحْذُورًا
“Orang-orang
yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka,
siapakah di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan
rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya. Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang
(harus) ditakuti.” (QS. Al-Isra’: 57 )
Ciri-ciri
sifat khauf
- Mampu menjaga tutur kata dan juga perbuatannya dari melakukan perkara yang dilarang oleh Allah.
- Semakin hari bertambah rajin
dalam melakukan ibadah dan amal kebaikan.
- Berani mengahadapi segala
cabaran untuk membela kebenaran ,kerana di dalam hatinya hanya takut
kepada Allah.
- Apabila disebutkan nama
Allah kepadanya hatinya bergetar dan jiwanya khusyuk dan mengagumi
keagungan Allah.
- Sentiasa menjauhi dan
menghindari perkara yang dilarang oleh Allah sebagai contoh,melakukan
zina,minum arak dan sebagainya.
Kesan
Jika Memiliki Sifat Khauf
- Mendidik diri kita agar
bersifat rendah diri
- Menginsafi akan kelemahan
dan kekurangan diri supaya terhindar dari sifat ujub
- seseorang yang mempunyai
sifat al-Khauf menjurus kepada ketaatan dan kecintaan kepada Allah serta
mengharapkan keredhaan Nya
- Kita akan sentiasa mengawasi
tindak tanduk kita melakukan perkara kebaikan dan mengelakkan diri
daripada kemungkaran.
- Menghindarkan seseorang itu
daripada melakukan perkara yang ditegah oleh Allah SWT.
- Dapat menjaga kerutinan
perbuatan baiknya
- Dapat meningkatkan kualitas
baiknya kerana mengharapkan Redha dari Allah SWT.
- Tidak memandang ringan
dengan dosa meskipun dosa kecil.
- Tidak merasa bangga dengan
amal yang dilakukan.
Cara
membiasakan diri bersikap khauf
- Mengingat dosa yang lalu
kerana belum tentu dosa itu diampuni oleh Allah.
- Melupakan kebaikan yang
pernah dilakukan.
- Mengukur diri dengan orang
yang soleh agar lebih bersemangat untuk mengikuti amal baiknya.
- Tidak terlampau mendambakan
kemewahan hidup di dunia kerana dunia ini hanya sementara.
- Bersikap hati-hati dalam
memperoleh rezeki yang halal dan berkah.

Kisah
tentang khauf (rasa takut) Nabi Muhammad SAW kepada Allah
Sayyidatina Aisyah
Ra bercerita, “Apabila datang awan gelap, angin topan dan sebagainya, maka
wajah Baginda Nabi Saw yang penuh nur, akan terlihat pucat karena perasaan
takut kepada Allah Swt. Beliau keluar masuk rumah sambil terus menurus membaca
doa, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan angin ini, dan
kebaikan yang ada di dalamnya (hujan dan lain-lain), serta kebaikan yang
dikirim bersamanya. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini, dan
keburukan yang ada di dalamnya, serta keburukan yang dikirim bersamanya.”
Jika hujan mulai turun, wajah Baginda Nabi Saw akan tampai ceria. Aku
(Sayyidatina Aisyah Ra) bertanya, “Wahai Rasulullah, semua orang akan gembira
jika melihat gumpalan mendung karna pertanda akan turun hujan, tetapi mengapa
engkau justru nampak cemas?” Beliau menjawab, “Wahai Aisya, aku khawatir di
dalamnya ada azab, karena itulah aku merasa cemas. Kaum ‘Ad telah diazab Allah
Swt dengan angin. Ketika melihat gumpalan mendung, mereka gembira. Mereka
mengira akan turun hujan, tetapi ternyata yang turun adalah azab. (Dinukil dari
Kitab Ad-Durr Al-Mantsur)
Inilah perasaan takut kepada Allah SWT yang dimiliki oleh seorang yang
dikenali sebangai Sayyidul Awwalin wal Akhirin, sebaik-baik manusia dari
seluruh manusia di muka bumi ini. Padahal dalam Al-Quran, Allah memberikan jaminan
tidak akan mengazab suatu kaum selagi Baginda Nabi Muhammad SAW bersama mereka.
Allah SWT berfirman "Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka,
sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab
mereka sedang mereka meminta ampun." (al-Anfal ;33)
Walaupun Allah SWT telah menjamin begitu, namun perasaan takut Nabi
Muhammad SAW kepada Tuhannya sedemikian rupa, sehingga ketika datang
gelap/angin taufan, beliau teringat azab yang telah Allah timpakan kepada
kaum-kaum terdahulu.



